PelaksanaanTes TPA dan Psikologi Penerimaan Dosen Tetap dan TKTT Non PNS Di Lingkungan Universitas Negeri Surabaya Tahun 2022; Hasil Seleksi Administrasi Penerimaan DTN dan TKTT di Lingkungan Universitas Negeri Surabaya Tahun 2022; Agenda. ENIGMA EXHIBITION 2022; Webinar Desiminasi dan Instalasi Permendikbud Ristek No. 30 Tahun 2021
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin maju dan pesat, ilmu dalam bidang psikologi juga turut berkembang. Perkembangan dalam ilmu psikologi memberi pengaruh besar bagi masyarakat terutama dalam penggunaan tes psikologi. Saat ini tes psikologi sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang pendidikan, klinis, sosial, maupun bidang industri. Kaplan dan Saccuzzo dalam Rahmadani, 2019 mengemukakan bahwa tes psikologi merupakan tes yang terdiri dari seperangkat aitem serta dirancang untuk mengukur dan memberikan informasi mengenai karakteristik dari individu yang berhubungan dengan perilaku. Penggunaan alat tes psikologi yang populer dalam masyarakat salah satunya adalah tes inteligensi. Sejarah tes inteligensi sendiri dimulai pada awal tahun 1895. Pada tahun tersebut Alfred Binet dan rekannya Victor Henri mempublikasikan beberapa artikel yang menyatakan bahwa kemampuan memori dan pemahaman akan hubungan sosial dapat diukur. Artikel tersebut menjadi awal dari apa yang akan dinamakan tes inteligensi. Sepuluh tahun setelah artikel mengenai memori dan pemahaman akan hubungan sosial yang dapat diukur dipublikasikan ke publik, Binet dan rekannya Theodore Simon mempublikasikan skala ukur inteligensi yang disebut 30-Item. Skala ukur 30-Item pada awalnya bertujuan untuk membantu mengidentifikasikan anak-anak yang memiliki mental retardasi di sekolah Paris Schoolchildren. Lalu, skala ukur 30-Item ini akhirnya dikembangkan, ditingkatkan dan diadaptasi ke dalam beberapa bahasa sehingga dapat digunakan pada bidang-bidang lain seperti di sekolah, rumah sakit, persidangan hingga penjara Cohen & Swerdlik, 2009. Namun, sejarah ini hanya menceritakan satu pandangan mengenai tes inteligensi. Sementara itu, tes inteligensi memiliki arti yang lebih luas dan lebih terperinci. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Serba-Serbi Tes InteligensiSeiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin maju dan pesat, ilmu dalam bidangpsikologi juga turut berkembang. Perkembangan dalam ilmu psikologi memberi pengaruhbesar bagi masyarakat terutama dalam penggunaan tes psikologi. Saat ini tes psikologi sudahbanyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang pendidikan, klinis, sosial,maupun bidang industri. Kaplan dan Saccuzzo dalam Rahmadani, 2019 mengemukakanbahwa tes psikologi merupakan tes yang terdiri dari seperangkat aitem serta dirancang untukmengukur dan memberikan informasi mengenai karakteristik dari individu yang berhubungandengan perilaku. Penggunaan alat tes psikologi yang populer dalam masyarakat salah satunyaadalah tes inteligensi. Sejarah tes inteligensi sendiri dimulai pada awal tahun 1895. Pada tahun tersebut Alfred Binetdan rekannya Victor Henri mempublikasikan beberapa artikel yang menyatakan bahwakemampuan memori dan pemahaman akan hubungan sosial dapat diukur. Artikel tersebutmenjadi awal dari apa yang akan dinamakan tes inteligensi. Sepuluh tahun setelah artikelmengenai memori dan pemahaman akan hubungan sosial yang dapat diukur dipublikasikanke publik, Binet dan rekannya Theodore Simon mempublikasikan skala ukur inteligensi yangdisebut 30-Item. Skala ukur 30-Item pada awalnya bertujuan untuk membantumengidentifikasikan anak-anak yang memiliki mental retardasi di sekolah ParisSchoolchildren. Lalu, skala ukur 30-Item ini akhirnya dikembangkan, ditingkatkan dandiadaptasi ke dalam beberapa bahasa sehingga dapat digunakan pada bidang-bidang lainseperti di sekolah, rumah sakit, persidangan hingga penjara Cohen & Swerdlik, 2009.Namun, sejarah ini hanya menceritakan satu pandangan mengenai tes inteligensi. Sementaraitu, tes inteligensi memiliki arti yang lebih luas dan lebih terperinci. Tes inteligensi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam mengasesmen individuCohen & Swerdlik, 2009. Definisi dari tes inteligensi terbagi menjadi dua, yaitu definisi tesdan inteligensi. Tes dalam konteks tes psikologi merupakan alat yang digunakan untukmengukur atribut psikologi pada individu. Contoh atribut psikologi seperti kepribadian,ketertarikan, nilai-nilai, sikap dan inteligensi Cohen & Swerdlik, 2009. Sedangkan,inteligensi merujuk pada kecerdasan namun terdapat banyak pandangan yang mendefinisikanmengenai inteligensi. Inteligensi diartikan sebagai macam-macam kemampuan yang dimilikioleh individu yang sesuai dengan rentang usianya Cohen & Swerdlik, 2009. Definisitersebut memberikan gambaran bahwa inteligensi terdiri dari banyak jenis kemampuan danberbeda tingkat kemampuan pada masing-masing usia. Secara umum, kemampuan-kemampuan tersebut terdiri dari mampu mendapatkan dan menggunakan pengetahuan,berpikir logis, membuat perencanaan yang efektif, mengartikan persepsi, membuat keputusandan pemecahan masalah, memahami konsep visual, dapat fokus memberikan perhatian, dapatmenggunakan intuisi, mengucapkan kata-kata dan memikirkan hal-hal yang sesuai denganlingkungan serta kemampuan untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri pada lingkungan baruCohen & Swerdlik, 2009. Namun, walau terlihat telah jelas, definisi ini juga tidak dapatlangsung menjadi acuan dari definisi inteligensi. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yangmelatarbelakangi inteligensi. Banyak pandangan dari tokoh-tokoh psikologi yang berupaya mendefinisikan arti dariinteligensi. Tokoh-tokoh tersebut seperti Francis Galton, Alfred Binet, David Wechsler danJean Piaget. Keempat tokoh psikologi ini memiliki pandangan akan definisi inteligensimasing-masing. a. Inteligensi menurut Francis GaltonGalton diingat sebagai tokoh pertama yang mengusulkan teori adanya pengaruhketurunan dan genetik dalam inteligensi manusia. Dengan kata lain, Inteligensi yangdimiliki oleh individu dipengaruhi oleh orang tua atau nenek moyang individu Galton ini, pada akhirnya menciptakan perdebatan mengenai asal-usul inteligensiantara unsur nature yang berarti alami, organik dan keturunan atau nurture yang berartiberasal dari lingkungan atau hal yang dipelajari. Galton juga berpendapat bahwaInteligensi yang dimiliki manusia adalah seberapa bagus dan baiknya individu memilikikemampuan sensorik. Hal ini dikarenakan Galton mengamati bahwa informasi yangdidapat dan diterima oleh manusia awalnya berasal dari kemampuan sensorik tersebut menjadikan Galton mengukur inteligensi dengan melihat kemampuansensomotorik pada individu Cohen & Swerdlik, 2009. b. Inteligensi menurut Alfred BinetInteligensi menurut Binet adalah kesatuan besar yang terdiri dari beberapa ini meliputi kemampuan reasoning, kemampuan untuk mempertimbangkansuatu pemikiran, kemampuan ingatan/mengingat dan kemampuan abstraksi Cohen &Swerdlik, 2009. Berbeda dengan Galton yang mengukur masing-masing atribut dengantes yang berbeda, Binet menilai bahwa komponen inteligensi ini saling berhubungan satusama lain. Sebagai contoh, jika peserta tes diberikan nomor secara verbal dandiperintahkan untuk mengulangi maka, kemampuan konsentrasi dan kemampuan ingatanakan sangat berkaitan dalam proses menjawab perintah tersebut Cohen & Swerdlik,2009. c. Inteligensi menurut David dalam mendefinisikan inteligensi menambahkan unsur aggregate atau globalyang berarti keseluruhan. Hal yang dimaksud sebagai keseluruhan adalah dalammengukur inteligensi ada juga unsur-unsur non intellective di dalamnya. Contoh dariunsur tersebut adalah kemampuan konatif, kemampuan afektif, sifat-sifat kepribadianseperti sifat gigih dan fokus pada tujuan hingga kemampuan sosial seperti dapatberadaptasi dengan lingkungan sosial, mengikuti moral dan nilai-nilai kepercayaan yangbersifat estetika dalam suatu masyarakat Cohen & Swerdlik, 2009. d. Inteligensi menurut Jean PiagetPiaget mendefinisikan inteligensi sebagai periode yang bersifat bertahap dalam hidupyang akan dialami oleh semua manusia. Periode ini terdiri dari empat periode, yaituperiode sensorimotor, periode praoperasional, periode concrete operational dan terakhir periode formal operational. Pada periode sensorimotor yang dimulai dari lahir hinggaumur dua tahun adalah periode dimana individu mulai belajar untuk mengorganisir danmenjalankan fungsi dari kelima indra sensori yang dimiliki serta kemampuan untukmemiliki perilaku yang memiliki tujuan/maksud tertentu. Setelah tahap ini berlalu,individu akan masuk ke dalam periode praoperasional yang berlangsung mulai umur duatahun hingga 6 tahun. pada periode ini, individu akan mulai mengembangkan kemampuankognitif mengenai mempelajari konsep dasar dari objek, situasi dan peristiwa tertentuyang ada, terjadi dan dialami oleh individu. Periode ketiga yaitu concrete operationalyang dimulai dari umur tujuh hingga dua belas tahun. Pada tahap ini, individu sudahmampu untuk memutar balikan kemampuan berpikir dan dapat mulai berpikir dengansudut pandangan lain. Periode terakhir yaitu formal operational yang dimulai dari umur12 hingga seterusnya. Pada tahap ini individu telah mampu berpikir abstrak danmengembangkannya menjadi ide-ide bagi pemecahan masalah dan lainnya Cohen &Swerdlik, 2009.Pandangan dari para tokoh Psikologi di atas memberikan kita banyak definisi mengenaiinteligensi. Pada kesimpulan, dengan banyaknya teori yang telah dijelaskan membuat alattes inteligensi tidak hanya satu. Banyak alat inteligensi yang digunakan untuk mengukurinteligensi menurut salah satu pandangan. Nuraeni, 2012 mengemukakan bahwa hinggakini telah banyak tes inteligensi yang disusun oleh para ahli baik tes inteligensi, baikuntuk anak-anak maupun orang dewasa. Tes inteligensi juga beraneka ragam, baikdisajikan secara individual maupun secara kelompok, tes verbal dan tes performansi,maupun tes inteligensi untuk orang cacat khusus misalnya tuna rungu dan tuna bentuk tes inteligensi antara laina. Tes inteligensi untuk anak-anak, seperti tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1& 2, dan TIKI Tes inteligensi untuk remaja hingga dewasa, seperti TIKI menengah, TIKI tinggi,WAIS, SPM, APM, CFIT skala Tes inteligensi untuk tuna rungu seperti, tes tes inteligensi umumnya berupa skor IQ Intelligence Quotient. Meski begitu, adapula tes inteligensi yang menghasilkan tingkatan atau grade. Pertama kali seorang ahlipsikologi berkebangsaan Jerman yaitu William Stern mengemukakan istilah istilah IQ digunakan secara resmi oleh Lewis Madison untuk hasil tesinteligensi Stanford Binet Intelligence Scale di Amerika Serikat pada tahun 1916. Jikadalam perhitungannya, menurut William Stern menggunakan rasio antara MA dan CAdengan rumus IQ = MA/CA x 100. MA mengacu pada mental age, sedangkan CAmengacu pada chronological age yang memiliki angka konstan sebesar 100 Nuraeni,2012. Tes inteligensi sendiri memiliki berbagai macam jenis. Berikut ini merupakan macam-macam tes inteligensi yang turut serta digunakan di Indonesia, antara lain 1. Tes BinetTes Binet Simon dipublikasikan pertama kali pada tahun 1905 di Paris-Prancis. Tes inidigunakan untuk mengukur kemampuan mental seseorang. Inteligensi digambarkan olehAlfred Binet sebagai sesuatu yang fungsional. Komponen dalam inteligensi sendiri terdiridari tiga hal, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuanuntuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan kemampuanuntuk mengkritik diri sendiri. Tes Binet yang digunakan di Indonesia saat ini adalahStanford Binet Intelligence Scale Form L-M, dimana tes tersebut merupakan hasil revisiketiga dari Terman dan Merril pada tahun 1960 Nuraeni, 2012.Tes Binet dengan skala Stanford–Binet berisi materi berupa sebuah kotak yang berisiberbagai macam mainan yang akan diperlihatkan pada anak-anak, dua buah buku kecilyang berisi cetakan kartu-kartu, sebuah buku catatan yang berfungsi untuk mencatatjawaban beserta skornya, dan sebuah petunjuk pelaksanaan dalam pemberian tes-tes dalam skala Stanford–Binet dilakukan menurut berbagai levelusia, dimulai dari usia 2 tahun sampai dengan usia dewasa. Meski begitu, dari masing-masing tes yang berisi soal-soal tersebut memiliki taraf kesukaran yang tidak jauhberbeda untuk setiap level usianya. Skala Stanford–Binet dikenakan secara individual danpemberi tes memberikan soal-soalnya secara lisan. Meski begitu, skala ini tidak cocokuntuk dikenakan pada orang dewasa, sekalipun terdapat level usia dewasa dalam ini karena level tersebut merupakan level intelektual dan hanya dimaksudkan sebagaibatas-batas dalam usia mental yang mungkin dicapai oleh anak-anak. Skala Stanford-Binet versi terbaru diterbitkan pada tahun 1986. Konsep inteligensi dikelompokkanmenjadi empat tipe penalaran dalam revisi terakhir ini dan masing-masing diwakili olehbeberapa tes Rohmah, 2011.2. WISC Wechsler Intelligence Scale for ChildrenTes inteligensi Wechsler Intelligence Scale for Children WISC adalah salah satu tesyang sering dan umum digunakan di dunia psikologi serta sering digunakan oleh parapsikolog. Wechsler Intelligence Scale for Children dikembangkan oleh David Wechsleryang mempublikasikannya pada tahun 1939, dimana tes ini mengukur fungsi intelektualyang lebih global. Tes inteligensi WISC digunakan untuk tes inteligensi pada anak usia 8-15 tahun. Tes WISC terdiri atas tes verbal dan tes performance. Tes verbal terdiri atasmateri perbendaharaan kata, pengertian, informasi, hitungan, persamaan, rentanganangka. Sedangkan tes performance terdiri atas mengatur gambar, melengkapi gambar,rancangan balok, merakit objek, mazes dan simbol. Mudhar & Rafikayati, 2017Melalui Tes WISC dapat mendeskripsikan berbagai aspek kecerdasan anak dan dapatmengukur kemampuan kognitif seseorang dengan melihat pola-pola respon pada tiap-tiapsubtes. Andayani 2001 mengungkapkan bahwa kemampuan yang diukur oleh masing-masing subtes antara lain 1. Operasi ingatan jangka-panjang, kemampuan untuk memahami, kapasitas berpikirasosiatif dan juga minat dan bacaan Kemampuan anak untuk menggunakan pemikiran praktis didalam kegiatan sosialsehari-hari, seberapa jauh akulturasi sosial terjadi, dan perkembangan conscience Kemampuan anak untuk menggunakan konsep abstrak dari angka dan operasi angka,yang merupakan pengukuran perkembangan kognitif, fungsi non-kognitif yaitukonsentrasi dan perhatian, kemampuan menghubungkan faktor kognitif dannonkognitif dalam bentuk berpikir dan Kemampuan untuk menerjemahkan masalah dalam bentuk kata-kata ke dalam Penyerapan fakta dan gagasan dari lingkungan dan kemampuan melihat hubunganpenting yang mendasar dari hal-hal Kemampuan belajar anak, banyaknya informasi, kekayaan ide, jenis dan kualitasbahasa, tingkat berpikir abstrak, dan ciri proses Identifikasi visual dari objek-objek yang dikenal, bentuk-bentuk, dan makhluk hidup,dan lebih jauh lagi kemampuan untuk menemukan dan memisahkan ciri-ciri yangesensial dari yang tidak itu, akan dibuat profil berdasarkan skala Bannatyne dari skor masing-masingsubtes. Profil ini menunjuk pada empat kelompok kemampuan yaitu 1 Kemampuanspatial yang mencakup skor pada subtes-subtes yaitu melengkapi gambar, rancanganbalok, dan merakit objek; 2 Kemampuan konsep yang meliputi skor pada subtes-subtespengertian, persamaan, dan perbendaharaan kata; 3 Pengetahuan serapan yang meliputiskor pada subtes subtes informasi, hitungan, dan perbendaharaan kata; dan 4Kemampuan mengurutkan yang mencakup skor pada subtes-subtes rentang angka,mengatur gambar, dan coding Andayani, 2001.Melalui profil tersebut dapat memberikan gambaran secara umum bagaimanakemampuan seorang anak serta dapat digunakan untuk mendeteksi kesulitan belajar anakAndayani, 2001. Beberapa penelitian juga telah menggunakan WISC untukmengungkap gejala-gejala gangguan klinis pada anak, diantaranya seperti main braindisfunction/brain damage, emotional disturbance, learning disabilities, anxiety,delinquency, dan lain-lain Mudhar & Rafikayati, 2017.3. WPPSI Wechsler Preschool and Primary Scale of IntelligenceWechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence WPPSI dikembangkan olehWeschler. Sesuai dengan namanya, alat tes ini dirancang dan ditujukan untuk anak-anakpada usia sebelum masuk sekolah atau anak-anak yang ada pada tingkat taman kanak-kanak, perkiraan usia dimulai dari 2 tahun atau saat anak mulai masuk ke taman kanak-kanak hingga umur 6 tahun saat anak mulai masuk ke sekolah dasar. Alat tes ini bertujuanuntuk mengetahui tingkat kecerdasan anak secara keseluruhan serta dapat juga digunakanuntuk mengidentifikasi karakteristik keterlambatan atau kesulitan anak tersebutCloudida, 2018. Atribut psikologis dan kemampuan-kemampuan yang diukur oleh alat tes ini terdiri dari 2penilaian besar, yaitu tes verbal yang mencangkup atas tes kemampuan menerimainformasi, kemampuan pemahaman, kemampuan berhitung, kemampuan melihatpersamaan dan pengertian; serta tes prestasi yang terdiri atas rumah binatang denganmencocokan nama binatang dan tempat tinggalnya, penyelesaian gambar denganmelengkapi gambar yang kosong, mencari jejak, bentuk geomteris, labirin dan puzzlebalok Siswina et al., 2016. Alat tes WPPSI juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan dan mengklasifikasikananak-anak dengan keterlambatan kemampuan kognitif, mengevaluasi keterlambatankemampuan kognitif, gangguan intelektual dan autisme. WPPSI juga dapat digunakanuntuk menentukan jenis sekolah yang tepat bagi anak hingga melihat apakah anakmengalami kerusakan pada otak Wechsler, 2012. 4. IST Intelligenz Struktur TestIntelligenz Struktur Test IST merupakan alat tes inteligensi yang telah diadaptasi diIndonesia. Tes ini dikembangkan oleh Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman padatahun 1953. Intelligenz Struktur Test IST terdiri dari 9 subtes antara lain SatzerganzungSE yaitu melengkapi kalimat, Wortauswahl WA yaitu melengkapi kata-kata,Analogien AN yaitu persamaan kata, Gemeinsamkeiten GE yaitu sifat yang dimilikibersama, Rechhenaufgaben RA yaitu kemampuan berhitung, Zahlenreihen SR yaituderet angka, Figurenauswahl FA yaitu memilih bentuk, Wurfelaufgaben WU yaitulatihan balok, dan Merkaufgaben ME yaitu latihan simbol. Tes IST terdiri dari 9 sub testerdiri dari 176 aitem soal. Waktu pengerjaan yang dibutuhkan dalam penyajian tes ISTini kurang lebih selama 90 menit dengan instruksi yang berbeda-beda pada setiap subtesnya. Tes IST ini membutuhkan seorang tester yang memiliki keterampilan dalammenyajikan tes dan proses skoring serta interpretasi yang memakan waktu. Tes ini dapatdilakukan secara individual maupun klasikal Kumolohadi & Suseno, 2012. Kumolohadi & Suseno 2012 menjelaskan bahwa melalui tes IST, dapat diperoleh skorinteligensi umum dan skor kemampuan khusus secara mendetail yang diungkap dengansembilan sub tes dalam IST, diantaranya yaitu1. Sub tes Satzerganzung SE mengungkap kemampuan berpikir kongkritpraktis, mengukur keinginan berprestasi, pengambilan keputusan, kemampuanmemahami realitas, common sense, pembentukan pendapat/penilaian, dankemandirian dalam Sub tes Wortauswahl WA mengungkap kemampuan bahasa denganmenangkap inti kandungan makna dari sesuatu yang disampaikan,kemampuan empati serta kemampuan berpikir induktif dengan Sub tes Analogien AN mengungkap kemampuan berpikir secara fleksibilitas,kemampuan menghubung-hubungkan atau mengkombinasikan, resistensi,serta kemampuan untuk berubah dan berganti dalam berpikir. 4. Sub tes Gemeinsamkeiten GE mengukur kemampuan memahami esensipengertian suatu kata untuk kemudian dapat menemukan kesamaan esensialdari beberapa kata, serta mengukur kemampuan menemukan ciri-ciri khasyang terkandung pada dua objek dalam upaya menyusun suatu pengertianyang mencakup kekhasan dari dua objek Sub tes Rechhenaufgaben RA mengukur kemampuan berpikir logis,kemampuan bernalar, memecahkan masalah praktis dengan berhitung,matematis, dan kemampuan berpikir runtut dalam mengambil keputusan. 6. Sub tes Zahlenreihen ZR mengukur kemampuan berhitung dengan didasaripada pendekatan analisis atas informasi faktual yang berbentuk angkasehingga ditemukan suatu Adanya kemampuan mengikuti komponen irama dalam berpikir. Sub tesFigurenauswahl FA mengungkap kemampuan membayangkan secaramenyeluruh dengan cara dengan menggabung-gabungkan potongan suatuobjek visual secara konstruktif sehingga menghasilkan suatu bentuk Sub tes Wurfelaufgaben WU mengukur kemampuan analisis yang turutdisertai dengan kemampuan membayangkan perubahan keadaan ruang secaraantisipasif. Dalam kemampuan ini terdapat peran imajinasi, kreativitas,fleksibilitas berpikir dan kemampuan menyusun atau Sub tes Merkaufgaben ME mengukur daya ingat seseorang yang didalamnyaterdiri dari kemampuan memperhatikan, kemampuan menyimpan ataumengingat dalam waktu adalah alat tes yang kompleks dan memiliki tingkat kesulitan pada tugas-tugas disetiap bagian yang tinggi. Meski begitu, melalui tes IST individu dapat mengetahui IQtotal dan per bagian Kumolohadi & Suseno, 2012.5. SPM Standard Progressive MatricesStandard Proggressive Matrices SPM adalah tes inteligensi yang dirancang oleh pada tahun 1936 serta diterbitkan pertama kali di tahun 1938. SPM yang dijumpaidi Indonesia yaitu hasil revisi pada tahun 1960. Tes SPM mengukur kecerdasan orangdewasa. Tes ini mengungkapkan faktor general G faktor atau kemampuan umumseseorang. Tes SPM digunakan secara individual atau klasikal dan waktu penyajian yangdibutuhkan 30 menit Kumolohadi & Suseno, 2012. Tes SPM memuat 60 soal yang didalamnya terbagi menjadi lima seri yaitu seri A, B, C,D dan E. Setiap seri terdiri dari 12 soal yang berbentuk gambar-gambar. Setiap soal terdiridari satu gambar besar yang tidak lengkap dan terdapat pilihan jawaban untuk melengkapigambar tersebut. Dalam penyajian tesnya, set A dan B menyediakan enam gambar kecilsebagai pilihan, sedangkan untuk set C, D, dan E, disediakan delapan pilihan. Penyusunansoal bertingkat dari soal yang mudah ke soal yang sukar Rahmadani, 2019. Secara operasional, subjek diberi soal dan diminta memilih jawaban yang paling tepatserta ia dapat menuliskan jawabannya di lembar jawaban khusus yang telah tes SPM terdapat soal seri A nomor 1 dan 2 sebagai contoh soal sehingga dalampengerjaannya soal seri A nomor 1 dan 2 dikerjakan oleh subjek bersamaan dengan testersaat memberikan instruksi pengerjaan tes SPM. Subjek harus bekerja dengan cepat danteliti pada saat tes dimulai sampai akhir tes Kumolohadi & Suseno, 2012. Pemberian skor dengan memperoleh nilai 1 untuk aitem soal yang dijawab benar danmemberi nilai 0 untuk jawaban yang tidak benar. Soal seri A nomor 1 dan 2 hanyadigunakan sebagai contoh dan harus dipastikan benar sehingga secara teoritis range nilaiakan bergerak dari 2 sampai dengan 60. Skor total adalah jumlah jawaban benar yangdapat dikerjakan oleh subjek yang kemudian akan diinterpretasikan secara normatifmenurut norma penilaian tes SPM Kumolohadi & Suseno, 2012.Raven dalam Kumolohadi & Suseno, 2012 menjelaskan bahwa tes SPM tidakmemberikan skor berupa suatu angka IQ seseorang, melainkan dengan tingkatan gradeinteligensi menurut besarnya skor total dan usia subjek. Tingkat inteligensi subjekdikelompokkan berdasarkan atas nilai persentil sebagai berikut1. Grade I yaitu Intellectually superior ditujukan bagi subjek yang memiliki nilaipersentil 95 ke Grade II yaitu Difenitelly above the avarage in intellectual capacity ditujukan bagisubjek yang memiliki nilai terletak diantara persentil 75 sampai dengan persentil Grade III yaitu Intellectually avarage ditujukan bagi subjek yang memiliki nilaiterletak diantara persentil 25 sampai dengan Grade IV yaitu Difenitelly below the avarage in intellectual capacity ditujukan bagisubjek yang memiliki nilai terletak diantara persentil 5 sampai dengan persentil Grade V yaitu Intellectually defective ditujukan bagi subjek yang memiliki nilai yangterletak pada dan di bawah persentil adalah alat tes yang lebih sederhana dan tugas yang diberikan juga lebih melalui SPM, seseorang hanya dapat mengetahui kategorisasi atau tingkatangrade rata-rata dari inteligensinya Kumolohadi & Suseno, 2012.6. APM Advanced Progressive MatricesTes Advanced Progressive Matrices APM dikembangkan oleh Raven yang merupakantipe tes kedua dari tes yang ia kembangkan. Tes Advanced Progressive Matricesmengukur kinerja intelektual dari mereka yang memiliki inteligensi di atas itu, tes ini juga mampu membedakan secara tajam antara mereka yang tergolongmemiliki inteligensi unggul dari yang lainnya. Tes ini terdiri dua set yaitu set Imencangkup 12 soal dengan waktu pengerjaan 5 menit dan tes II mencangkup 36 soaldengan waktu pengerjaan 40 menit. Pemberian soal set I kepada testi ditunjukkan denganmaksud untuk menjelaskan prinsip-prinsip kerjanya, dan kemudian dilanjutkan ke set II dimana pengukuran sebenarnya dilakukan. Soal-soal pada set II meliputi persoalan-persoalan yang mampu menjadi alat pengukur pada proses berpikir tinggi secara analitissehingga APM berguna untuk mendapatkan gambaran tentang laju kecepatan dankeberhasilan belajar yang mungkin dicapai seseorang didalam suatu bidang studiSunarya, 2017.7. CFIT Culture Fair Intelligence TestCulture Fair Intelligence Test CFIT merupakan salah satu tes inteligensi yang seringdigunakan oleh psikolog dan lembaga psikologi di Indonesia. Pertama kali Tes inteligensiCFIT ini dikembangkan oleh Raymond B. Cattell pada tahun 1940. Dalam prosesadministrasinya, Tes CFIT relatif tidak memakan waktu yaitu hanya sekitar 30 menitsehingga tes CFIT populer digunakan di kalangan praktisi Suwandi, 2015.Menurut Cattell dalam Suwandi, 2015 inteligensi terbagi menjadi 2 komponen, yaitufluid dan crystallized intelligence. Fluid intelligence merupakan kecerdasan yang berasaldari sifat bawaan lahir atau hereditas. Sedangkan crystallized intelligence adalahkecerdasan yang sudah dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya kecerdasan yang didapatmelalui proses pembelajaran di sekolah. Tes ini dikembangkan sebagai tes non verbaluntuk mengukur fluid intelligence Gf. Tes CFIT memiliki tiga jenis skala, yaitu skala 1 ditujukan untuk usia 4 sampai 8 tahun,skala 2 ditujukan untuk usia 8 sampai 13 tahun, dan skala 3 ditujukan untuk individudengan kecerdasan di atas rata-rata. Skala 2 dan 3 berbentuk paralel A dan B sehinggates ini yang dapat digunakan untuk pengetesan kembali. Umumnya tes-tes ini dapatdiberikan pada sekelompok individu secara kolektif, namun terkecuali beberapa subtesdari skala 1. Skala 1 memiliki delapan subtes, namun yang benar-benar adil secara budayahanya separuhnya Suwandi, 2015. Terdapat kemiripan antara skala 2 dan 3 tes CFIT,yang membedakan hanya tingkat kesukarannya. Suwandi 2015 menjelaskan bahwaskala ini terdiri dari 4 subtes, yaitu1. Series terdiri dari 13 item, peserta diinstruksikan untuk melanjutkan gambar secaralogis dari 3 gambar yang telah disajikan Classification terdiri dari 14 item, peserta diinstruksikan untuk mencocokan 2gambar dari setiap seri. Kemudian pada gambar yang cocok dipasangkan Matrice terdiri dari 13 item, peserta diinstruksikan untuk menentukan mana dari 5alternatif yang paling logis untuk melengkapi pola matriks yang telah disajikan. 4. Topology terdiri dari 10 item, peserta diinstruksikan untuk mencari aturan umumdimana titik ditempatkan dengan menyimpulkan aturan dan memilih gambar yangberlaku. 8. Wechsler Adult Intelligence Scale WAISWechsler Adult Intelligence Scale WAIS dikembangkan oleh David Wechsler. Akibatrasa ketidakpuasan dengan batasan dari teori Stanford-Binet dalam penggunaannya, khususnya dalam pengukuran kecerdasan untuk orang dewasa sehingga dikembangkanlahtes ini. David Wechsler kemudian meluncurkan tes kecerdasan baru yang dikenal sebagaiWechsler Adult Intelligence Scale WAIS pada 1955. Tes ini digunakan oleh orangdewasa usia 16-75 tahun atau lebih. Pelaksanaan tes ini dilakukan secara individu Maarifet al., 2017. WAIS menjadi alat tes yang paling populer karena paling banyak digunakandi dunia saat ini. Tes ini semula bernama Wechsler Bellevue Intellegence Scale WBIS.Tes intellegensi ini memiliki enam subtes yang terkombinasikan dalam bentuk skalapengukuran ketrampilan verbal dan lima subtes membentuk suatu skala pengukuranketrampilan tindakan Rohmah, 2011. Maarif 2017 menjelaskan materi tes WAIS terbagi menjadi 11 subtes. Adapun sub-subtes tersebut terdiri atasa Bentuk Verbal1. Informasi2. Pemahaman3. Hitungan4. Persamaan5. Rantang Angka6. Perbendaharaan Katab Bentuk Performance1. Simbol Angka2. Melengkapi Gambar3. Rancang Balok4. Mengatur Gambar5. Merakit Objek Rohmah 2011 memberikan contoh sample materi soal sebagai berikut9. TIKI Tes Intelegensi Kolektif IndonesiaTIKI merupakan akronim dari Tes Intelegensi Kolektif Indonesia. Tes ini diciptakanberdasarkan kerjasama antara Indonesia dan Belanda. Tujuan dari dibuatnya tes ini adalahuntuk melihat standar intelegensi di Indonesia serta membuat alat tes intelegensi yangberdasarkan norma Indonesia Nuraeni, 2012.Tes ini secara keseluruhan dibagi menjadi tigates, TIKI Dasar, TIKI Menengah dan TIKI TIKI DasarTIKI Dasar merupakan tes intelegensi yang paling awal dari ketiga tes yang ada. Tesintelegensi ini diperuntukan untuk anak-anak yang ada pada tingkat sekolah dasar hinggasekolah menengah pertama kelas dua. TIKI Dasar mengukur intelegensi dengan berhitungangka, penggabungan bagian, eksklusi gambar, hubungan kata, membandingkan beberapagambar, labirin/maze, berhitung huruf, mencari pola, eksklusi kata dan terakhir mencarisegitiga Nuraeni, 2012.b. TIKI MenengahTIKI Menengah merupakan alat tes intelegensi kedua dalam rangkai TIKI yangdiperuntukkan untuk anak yang berada pada tingkat sekolah menengah pertama kelas tigahingga sekolah menengah atas. Pada TIKI Menengah, peserta tes akan diminta untukberhitung angka, penggabungan bagian, menghubungkan kata, eksklusi gambar, berhitungsoal, meneliti, membentuk benda, eksklusi kata, bayangan cermin, berhitung huruf,membandingkan beberapa benda dan terakhir adalah pembentukan kata Nuraeni, 2012. c. TIKI Tinggi TIKI Tinggi menjadi ala tes intelegensi yang termasuk ke dalam rangkaian TIKI yang beradapaling akhir dan memiliki tingkat kesusahan yang paling kompleks dalam TIKI. TIKI Tinggisendiri diperuntukan bagi individu yang ada pada tingkat perguruan tinggi serta orangdewasa. Pada TIKI Tinggi, peserta tes akan diminta untuk berhitung angka, penggabunganbagian, menghubungkan kata, abstraksi non verbal, deret angka, meneliti, membentuk benda,eksklusi kata, bayangan cermin, menganalogi kata, bentuk tersembunyi dan terakhir adalahpembentukan kata Nuraeni, 2012.10. CPM Coloured Progressive MatricesCPM atau Coloured Progressive Matrices merupakan salah satu alat tes yang dibuat olehRaven. CPM sendiri merupakan alat tes yang dibuat dikarenakan adanya keperluanpengetesan intelegensi pada anak-anak yang tidak dapat menggunakan alat tes Ravensebelumnya yaitu SPM atau Standart Progressive Matrices. Hal tersebut menjadikan CPMdapat digunakan pada anak-anak dengan rentang usia lima sampai sebelas tahun dan orangdewasa namun dengan syarat memiliki tingkat pendidikan yang rendah. perbedaan yangmendasar antara SPM dan CPM adalah adanya warna pada alat tes CPM Nuraeni, 2012. 11. SONSON merupakan akronim dari Snijders Oomen Non Verbal Scale. SON merupakan salah satutes inteligensi non verbal digunakan untuk individu dengan rentan usia 3 – 16 tahun. Alat tesini juga tidak hanya sebatas untuk individu dalam kondisi normal namun juga dapatdigunakan untuk individu dengan disabilitas seperti tunarungu. Alat tes ini dapat digunakanoleh individu dengan tunarungu dikarenakan tes SON berbentuk puzzle dan rangkaiangambar yang perlu dicocokan dan peserta tidak dituntut untuk menjawab perintah yangdiberikan. SON sendiri dirancang mulai pada tahun 1939 – 1942, di Amsterdam dankemudian dalam perkembangannya banyak dilakukan revisi-revisi pada aitem alat tes iniNuraeni, 2012. ReferensiAndayani, B. 2001. Kemampuan Psikologis Anak Dengan Tulisan Tangan Buruk. Jurnal Psikologi. 282, 77-96. 2018. Daftar alat tes IQ di Indonesia. Melintas Cakrawala. R. J., & Swerdlik, M. 2009. An Introduction to Tests and Measurement 7th Editio. McGraw− R., & Suseno, M. N. 2012. Intelligenz Struktur Test Dan Standard ProgressiveMatrices Dari Konsep Inteligensi Yang Berbeda Menghasilkan Tingkat Inteligensi Yang Sama. Jurnal Inovasi Dan Kewirausahaan, 12, 79–85. V., Widodo, A. E., & Wibowo, D. Y. 2017. Aplikasi Tes IQ Berbasis Android. IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering ISSN, 32, 2461– 2690. M., & Rafikayati, A. 2017. Analisis kebutuhan pengembangan alat tes intelegensi wechsler intelligence scale for children WISC untuk anak tunarungu. In Seminar Nasional Bimbingan Konseling Universitas Ahmad Dahlan. N. 2012. Tes psikologi Tes inteligensi dan tes bakat. Pustaka pelajar Universitas Muhammadiyah UM Purwokerto A. S. 2019. Karakteristik Psikometri pada Standard Progressive Matrices SPM. JPPP-Jurnal Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 802, 59–68. U. 2011. Tes intelegensi dan pemanfaatannya dalam dunia pendidikan. Cendekia Journal of Education and Society, 9, 125–139. T., Shahib, N., & Rasyad, A. S. 2016. Terhadap Perkembangan Kecerdasan Anak Usia 3-6 Tahun. Jurnal Ilmiah Bidan, 12, 27–33. Y. 2017. Re-analisis tingkat kebaikan item tes inteligensi Advanced progresive matrices. Wahana Karya Ilmiah, 21. B. 2015. Uji measurement invariance pada culture fair intelligence test menggunakan pendekatan multiple-group confirmatory factor analysis [UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]. D. 2012. Wechsler preschool and primary scale of intelligence fourth edi. The Psychological Corporation San Antonio, TX. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Kata tes dalam bahasa latin biasa dikenal sebagai lati testum, dimana dalam hal ini berarti acup, mangkok atau alat yang dipakai untuk memeriksa dalam menentukan mutu. Jika kita bandingkan dengan kehidupan kita sehari- hari tes bisa dikatakan sebagai sebuah ujian atau adanya pemeriksaan yang bukunya Anastasi 1971 mengemukakan mengenai “A Psyologycal test is essentially an objective and standartdized measure a sample behavior” dimana dalam hal ini tes psikologi merupakan adanya penentuan yang lebih objective dan juga sudah dilakukan standarisasi terhadap sampel tingkah tes juga kita mengenal macam-macam metode testing dalam psikologi. Sebenarnya tes psikologi sendiri merupakan sebuah kumpulan yang perlu dijawab sehingga bisa memberikan informasi secara tepat. Nah, bagaimana sejarah perkembangan tes dalam psikologi itu sendiri?Sejarah Awal Tes dalam PsikologiSejarah perkembangan di mulainya alat tes ini sebenarnya ketika sebelum masehi. Untuk dimulainya sendiri memang sudah dilakukan sejak berabad- abad lamanya. Hal ini juga bisa terbukti dari dimulainya sebuah pegawai di china yang diharuskan melakukan tes ketika 2200SM. Dari hal inilah kemudian menjadi jauh lebih berkembang lagi dan dirubah dalam bentuk juga Tes Psikologi Menjadi Penting untuk Menentukan PekerjaanTips Mengerjakan Tes PsikologiManfaat Psikotes Untuk SDM PerusahaanJenis Tes Dalam Layanan PsikotesAgresi Menurut Psikologi SosialFisiognomi sendiri merupakan sebuah ilmu yang menganalisis mengenai anggota badan untuk bisa membaca peruntungan dan juga watak seorang manusia. Dimana ilmu yang satu ini mulai dikembangkan oleh ilmuwan aristoteles sat 384SM. Saat abad ke 18 terjadi sebuah perubahan pandangan pada retardasi mental dimana dalam hal ini mengalami sedikit perubahan yang kemudian ketika abad ke 19 dilakukan tes binet untuk memasuki bagian tahap esquirol yang mulai mengembangkan retardasi mental dan juga penguin ketika awal masuk tahun 1837, dimana pada tahun yang sama mulai memberikan pelatihan pada orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental. Tahun 1879 tepatnya di jerman Wundt mendirikan sebuah tempat yang dijadikan sebagai eksperimen di secara perlahan psikologi eksperimental sedikit demi sedikit mulai mengalami perkembangan yang signifikan. Francis Galton pun mulai mendirikan laboratorium anthropometris saat tahun 1884 di London. Ketika memasuki tahu 1917, Robert M Yerkes membuat sebuah tes intelegensi dalam kelompok, dan dapat menghasilkan tes beta dan juga army dari adanya tes intelegensi, kemudian berlanjut dengan tes bakat aptitude testing. Dimana saat tahun 1904 peneliti Charles spearman melakukan penelitian dalam bidang perkembangan bakat yang dilanjutkan saat tahun 1928 oleh Hollingworth dimana dalam penelitiannya melakukan tes perkembangan prestasi dengan kejeniusan yang berbeda- peneliti di negara Amerika pun sudah melakukan berbagai penelitian yang khusus dalam pengembangan atau segala hal yang berkaitan dengan sebuah tes. Kemudian dilanjutkan selama 10 tahun oleh Thurstone dari Saat Abad ke 19Dalam sejarah perkembangan tes dalam psikologi, ketika memasuki abad ke 19 psikologi eksperimental berubah menjadi sebuah pengukutan dan perbedaan individual. Saat itu adapun tujuan yang diselenggarakan hal ini merupakan sebuah lulusan agar bisa lebih mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam hal ini juga keseragaman menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, bukan hanya dilihat dari adanya perbedaan- perbedaan yang itu pun ketika ada sebuah masalah perlu dilakukan telaah dengan baik, misalnya segala hal yang menyangkut dengan kepekaan amnesia, pendengaran dan juga berbagai indra yang diperdengarkan, agar nantinya bisa mempengaruhi jalannya sebuah pergerakan tes di dalam juga Bahaya Anak Kecanduan You Tube Menurut PsikologiGangguan Psikologis Penyebab ImpotensiFungsi Observasi Dalam PsikodiagnostikGaming DisorderHubungan Kecerdasan Emosional dan Motivasi BelajarHakikat Dalam Tes PsikologiDalam Sejarah perkembangan tes dalam psikologi, fungsi tes sendiri dilakukan agar bisa mengukur perbedaan dan juga adanya sebuah individu yang dilakukan berbagai reaksi satu sama lain yang berbeda. Adapun fungsi tes dalam layanan BK yang biasanya kita lihat di berbagai sekolah juga tidak akan terlepas dari berbagai masalah yang muncul dan juga dilakukan perkembangan tes dalam psikologi merupakan sebuah identifikasi yang dilakukan dengan seseorang yang ada di belakang tes yang dilakukan dalam hal ini dilakukan untuk bisa menyelaraskan berbagai kebutuhan dan juga sebuah penilaian yang ada di dalam pendidikan. Kita juga bisa melakukan klarifikasi agar nantinya bisa mengambil adanya manfaat yang ditujukan untuk sebuah pelajaran konseling untuk anak sekolah. Dimana pendidikan konseling ini memang perlu dilakukan untuk anak- anak usia atau sebuah tes yang dilakukan dalam sebuah bidang industri, atau yang dilakukan untuk kebutuhan manusia memang sebaiknya dilakukan dengan cara yang bertahap. Keterlibatan segala aspek yang menyangkut testing psikologis pun perlu dilakukan agar bisa lebih paham mengenai aspek kehidupan seseorang, hubungan interpersonal dan juga sebuah ketentraman emosi yang itu penggunaan tes dalam peningkatan pemahaman dan juga untuk tujuan mengembangkan diri pun harus dilakukan, agar nantinya bisa membuat diri anda jauh lebih paham mengenai berbagai pemahaman diri dasarnya sebuah tes psikologi itu dilakukan dengan cara pengukuran dan juga hal- hal yang obyektif. Namun dari berbagai cara yang dilakukan terdapat berbagai proses keputusan serta hal yang dibakukan untuk sebuah sampel perilaku. Untuk penilaian nya sendiri biasanya dilakukan dan juga disesuaikan dengan prediksi konotasi mengenai kinerja individu yang bisa lebih luas dalam melakukan kita mengartikannya dalam pengertian yang jauh lebih luas, di dapatkan sebuah hasil prediksi konotasi kinerja temporal, misalnya saja seorang individu di masa depan, namun jika secara logis kita kaitkan dengan sampel perilaku dimana danya sebuah prediksi untuk berbagai hal yang untuk jenis tes nya sendiri memang berbeda- beda. Dalam setiap tes dilakukan berbagai evaluasi yang dikaitkan dengan sebuah data empiris. Namun dalam sebuah tes atau skor yang dilakukan bisa diinterpretasikan agar bisa membandingkan sebuah skor yang dilakukan di dapatkan sebuah hasil juga Jenis Makanan yang Menyebabkan AlzheimerBahaya Mengeluh Menurut PsikologiFakta Abraham Maslow, Tokoh Berjasa di Bidang PsikologiJenis Ketakutan yang Bisa Menghalangi Kamu SuksesPerempuan yang Berjasa di Bidang PsikologiManfaat Dilakukannya Sebuah Tes PsikologiManfaat dilakukannya sebuah tes dalam psikologi dapat diambil dari sebuah psikodiagnostik, dimana untuk hal yang satu ini memiliki tujuan agar bisa melkaukan klarifikasi, interpretasid dan juga sebuah pendeskripsian serta prediksi dimana dapat memecahkan sebuah masalah atau problem yang berkaitan dengan perkembangan anak, pendidikan, pekerjaan, sebuah minat, adanya bakat dan juga bisa mengetahui kecerdasan seorang individu agar bisa menyesuaikan dengan jurusan yang akan diambilnya tes psikologi dalam bidang klinis, di dalam hal perkembangan anak juga berkaitan dengan hal yang satuu ini, dimana hubungan psikologi klinis memiliki keterkaitan dalam minat dan juga evaluasi dalam seleksi karyawan yang dilakukan sebuah perusahaan, atau seornag karyawan yang akan naik jabatan pun biasanya dilakukan berbagai tes terlebih sejarah perkembangan tes dalam psikologi yang kini banyak sekali dijumpai dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan.
STIN (Sekolah Tinggi Intelijen Negara) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) yang ada di Indonesia yang didirikan pada tahun 08 September 2004. Sekolah kedinasan yang satu ini, berada dibawah naungan Badan Intelijen Negara (BIN). Bagi kalian yang ingin mengikuti Tes Seleksi STIN ini, tentu harus banyak belajar dan latihan betuk
Cariharga dan promo terbaik untuk TES Psikologi Sejarah Prinsip DAN Aplikasi diantara 537 produk. Cek harga terbaik sekarang hanya di BigGo! Instal Aplikasi. Instal aplikasi BigGo untuk merasakan layanan penuh. Daftar Toko. Language/Bahasa. English. 中文(繁體) 中文(簡体) 中文(香港) 日本語. Indonesia.Sejarah perkembagan Alat Tes Psikologi dalam di telisik jauh sebelum masehi. Tes psikologi sebenarnya telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu, terbukti dengan adanya ujian pada pegawai negeri di Cina pada tahun 2200 SM. Kemudian, tes psikologi berkembang dalam bentuk fisiognomi ilmu yang menganalisis anggota badan untuk membaca peruntungan dan watak manusia. Ilmu ini dikembangkan oleh Aristoteles pada tahun 384 SM. Pada abad ke-18, pandangan terhadap retardasi mental mulai mengalami perubahan. Kemudian pada awal abad ke-19, tes awal Binet memasuki tahap pengembangan. Selain itu, Esquirol juga mengembangkan diagnosis retardasi mental, dan Seguin, pada tahun 1837, mulai memberikan pelatihan pada orang-orang dengan keterbelakangan mental. 1879, Wundt mendirikan laboratorium eksperimental di Leipzig, Jerman. Setelahnya, psikologi eksperimental mulai mengalami perkembangan. Francis Galton mendirikan laboratorium Anthropometris di London pada tahun 1884. Tahun 1890, James McKeen Cattel mulai memperkenalkan istilah tes mental’. Kemudian, Kraepelin menciptakan tes operasi aritmetika sederhana, yang berfungsi untuk mengukur dampak latihan, memori, kerentanan terhadap kelelahan dan penurunan perhatian pada tahun 1895. Memasuki tahun 1897, Ebbinghaus menyelenggarakan tes-tes komputasi aritmetik, rentang memori dan melengkapi kalimat bagi anak-anak sekolah. Di tahun 1905 Binet & Simon membuat sebuah tes kecerdasan, yang kemudian dikenal sebagai skala Binet-Simon pertama. Skala ini direvisi pada tahun 1908, di dalamnya berisi tentang pengenalan konsep tingkat mental. Revisi ketiga hadir pada tahun 1911, dan pada tahun 1916, tes StarfordBinet lahir. Tes Binet merupakan tes yang dilakukan untuk individu. Berpindah pada tahun 1917, Robert M. Yerkes membuat tes intelegensi kelompok yang pertama, dan menghasilkan tes Army Alpha dan Beta. Sedangkan Arthur S. Otis memperkenalkan pilihan ganda dan jenis-jenis soal obyektif lainnya. Selain tes intelegensi, tes psikologi yang turut berkembang adalah tes bakat aptitude testing. Charles Spearman, pada tahun 1904, melakukan penelitian tentang pengembangan-pengembangan tes bakat. Pada tahun 1928, Hollingworth mengemukakan perbedaan prestasi anak dengan tingkat kejeniusan yang berbeda. Di tahun yang sama, T. L. Kelley, seorang peneliti Amerika melakukan pengembangan analisis faktor yang digunakan pada penyusunan tes, diikuti 10 tahun setelahnya oleh L. L. Thurstone dari Inggris. Tes prestasi achievement test mulai berkembang ketika E. L. Thorndike membuat tes standar pertama untuk mengukur hasil pengajaran sekolah. Di tahun 1923, Stanford Achievement Test yang pertama dipublikasikan. Tes ini dikembangkan oleh Truman L. Kelley, Giles M. Ruch, dan Lewis M. Terman. Tahun 1919, Woodworth menghasilkan personal data sheet. Tes kepribadian pun berkembang. Pengembangan selanjutnya muncul pada 1930, dimana inventori neurosis Thurstone Inventory Personality diperkenalkan. Lalu pada tahun 1931, muncul Bernreuter Personality Inventory untuk mengukur empat dimensi kepribadian, serta adanya pengembangan dari MMPI. Tes terakhir yang juga berkembang adalah tes proyektif. 1800an, Francis Galton membuat tes berbentuk asosiasi kata. Tes ini disempurnakan oleh C. G. Jung pada tahun 1910. Hermann Rurschach, pada tahun 1921 membuat 10 kartu bercak tinta. 5 tahun setelahnya, Goodenough menganalisis gambar anak. 1935, Thematic Apperception Test dibuat oleh Morgan dan Murray. Pada tahun 1948, HTP Test muncul, dan pada 1949 lahir Machover Drawing Human. Rangkaian sejarah perkembangan Alat Tes Psikologi dapat dilihat di bawah ini 2200 SM Pemerintahan kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru Yunani Kuno Kerajaan Yunani Kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi proses pendidikan Abad Pertengahan Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk pendidikan formal 1837 Seguin mempelopori pemberian pelatihan bagi penderita retardasi mental dan memberikan perhatian pada aspek diskriminasi sensoris dan pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini kemudian menjadi dasar dari tes inteligensi non verbal 1838 Esquirol mempublikasikan Mental Retardation MR berdasarkan macam dan tingkat gangguannya 1884 Francis Galton mengadministrasikan test battery pertama untuk ribuan orang di International Health Exhibit 1890 James McKeen Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam menggunakan alat tes battery yang diciptakan Galton 1897 Ebbinghaus mengembangkan tes aritmatic, memory span, dan sentence completion 1901 Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass Instrument tidak memiliki korelasi dengan pencapaian nilai akademik seseorang 1905 Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan modern pertama 1913 Robert Yerkes menciptakan Army Alpha dan Army Beta untuk merekrut sukarelawan perang dunia pertama 1916 Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah Stanford dan Binet 1917 Robert Woodworth menciptakan Personal Data Sheet, alat tes kepribadian yang pertama 1920 Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach 1921 Psychological Corporation, peneliti utama dari alat-alat tes psikologi didirikan oleh Cattell, Thorndike dan Woodworth 1925 Berkembangnya SAT Scholastic Aptitude Test oleh Bingham dan teman-temannya dan dikembangkan kembali oleh Spearman, Thurstone, Kelly 1927 Edisi Pertama Strong Vocational Interest Blank diterbitkan 1939 Weschler Bellevue Intelegence Scale diterbitkan 1942 Minnesota Multiphasic Personality Inventory diterbitkan 1949 Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak diterbitkan 30nRG.